Laman

Senin, 23 November 2015

RIP My Handwriting

Alooohaaa! How was your day? Hari ini hari pertama Pekan UAS di Sekolah. Well, mungkin masih terlalu 'pagi' karena sekolah lainnya belum pada mulai UAS. Tapi ga apa-apa, berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang pas yang lainnya lagi ujian. HAHAHA!

Untuk ukuran hari pertama UAS yang langsung disambut Fisika dan Sejarah sih sabi lah. Artinya suasananya ngga 'mencekam' banget kayak orang lagi uji nyali. Soal ujiannya pun leh uga. Jadi not bad lah yaaa.

Meanwhile, UAS Sejarah isinya soal penalaran semua, ga ada soal tentang Perang atau Perlawanan dan semacamnya, jadi ngga terlalu menguras isi hati otak. Tapi menguras isi pulpen. Gimana engga, jawabannya panjang-panjang amaaat, sepanjang jalan kenangan. Tidak berujung. Seperti rindu ini.

Di akhir pengumpulan lembar jawaban, si Ibu Guru Sejarah nanya:
"Nduk, ini tulisanmu?"
"Iya, Bu. Kenapa?"
"Semoga aja Ibu bisa baca ya. Di rumah belajar nulis bagus ya nduk."

Halus sih ngomongnya, tapi...

..duh.

Ngomong-ngomong soal tulisan tanganku yang sangat indah ini, pernah kejadian juga, waktu ngumpulin Tugas Bahasa Indonesia disuruh bikin resensi buku. Namanya juga nulis resensi, pasti kan isinya panjang kali lebar kali tinggi. Awalnya sih tulisannya 'lumayan bisa kebaca' ya, tapi makin lama, makin kayak prasasti. Tapi ya masa cuma gara-gara gitu aja terus tugasnya ngga dikumpulin? PD aja keleus~

Ngga lama kemudian, ada teman nyeletuk:
"Bu, ini saya keburu-buru, jadi tulisannya jelek. Kebaca tah, Bu?"
"Bisa bisa. Tulisannya Amel aja bisa saya baca kok."

...duh. [2]

Pas SMP juga paling pwarah ini, Guru Biologiku bilang:
"Amel, tulisanmu kayak cakar ayam kena kanker."

...duh. [3]

Tulisan kayak cakar ayam aja udah jelek, gimana kalau ayamnya kena kanker? Hiks. Untung aku udah biasa diginiin. Mungkin memang cara penyampaian mereka beda-beda, tapi intinya sama; "TULISANMU GINI BANGET SIH" :)))

*

Itu baru tiga dari sekian banyak orang yang 'ampun' sama tulisan tanganku. Ngga jelek sih sebetulnya, cuma kurang jelas aja. *ngeles*. *digebukin orang seRT*.

Setiap kali disinggung masalah tulisan tangan, di TKP memang pasang wajah lucuk dan sok cool. Tapi pas sampe rumah langsung browsing alasan kenapa tulisan tangan seseorang bisa jelek, dll. Kadang juga kalau Mama lagi senggang, minta ajarin nulis lagi. Hhh.

Dari informasi yang ada di beberapa situs, alasan kenapa tulisan tangan seseorang bisa jelek itu ternyata beragam, tapi yang paling pas di aku sih "penggunaan keyboard yang lebih sering dibandingkan menulis dengan tangan". Sepele, tapi masuk akal. Nyadar banget kalau aku lebih sering ngetik dibanding nulis.

Aku udah tau kelemahanku di mana, jadi aku nyoba berbenah. Pernah sih nyoba untuk nulis bagus. Bisa. Tapi lamaaanya minta ampun. Pernah juga nyoba nulis bagus. Cepat. Tapi tangan malah kram sendiri. Akhirnya tulisannya balik kayak awal lagi. Huft.

*

Dari kejadian yang udah-udah, aku semakin yakin kalau tulisan tangan mencerminkan kepribadian. Walau kita nulis dengan pulpen yang sama, di atas kertas yang sama pula, tetap aja tulisan kita ga bisa sama.

Aku sadar kalau ngga semua orang dianugerahi tulisan yang indah, termasuk aku. Tapi aku percaya kalau Tuhan itu Maha Adil. Kenapa gitu? Karena Dia udah mempertemukan aku sama kamu, anugerah terindah yang pernah ku miliki.

Halah.

Bhay!

p.s. Maaf kalau endingnya ga jelas. Kondisi hatinya juga lagi ga jelas. Thx.