Whoa... Ga kerasa udah lama banget aku ga ngeblog. Mau cerita-cerita sedikit tentang Lindri Land Rock XXV 2015 di Tulungagung. Before i started write about it, lemme thank my Oshi, Ratu Vienny, for reminding me to blog-ing again. Ehehehe. Okay. Lezgo!
***
Kira-kira Desember lalu, tepatnya saat aku lagi galau-galaunya karena ga bisa nonton JKT48 3rd Anniversary Concert, teman sekelasku yang juga anak Alam, sebut saja Ohang namanya, memberitahuku tentang dibukanya pendaftaran LLR 2015. Tanpa berfikir panjang, aku langsung mengiyakan. Padahal aku belum tahu pasti bisa ikut atau engga, tapi iyain aja udah biar cepat. Lagian juga ini aku jadikan sebagai penebus rasa bersalah, sebab LLR XXIV 2014 lalu aku ngga bisa ikut.
Dengan bermodal niat & doa, dan tentunya uang pendaftaran, sekitar awal Januari aku dan kawan-kawan Sispala mendaftarkan diri menjadi peserta LLR 2015. Seminggu setelah itu, aku dapat info kalo Olimpiade Sains Kabupaten akan dilaksanakan tanggal 11 Februari. Dan LLR tanggal 15 Februari. Damn. Seketika waktu seolah berhenti bergulir. Bingung pilih lanjut LLR atau join OSK. Setelah diskusi panjang dengan Sepasang Malaikat tak Bersayap alias Mama & Papa, akhirnya dengan berat hati aku memutuskan untuk ga join OSK, dan tetap fokus persiapan LLR.
Singkat cerita, awal Februari aku udah sibuk persiapan LLR sembari ikut bimbingan rutin untuk OSK Astronomiku. Iya, pada akhirnya aku luluh juga dengan bujukan Pembimbing Astronomi tercinta. Maklum, tahun depan kan udah ga bisa ikut OSK lagi. Toh juga dari OSK - LLR kan ada jeda 4 hari, jadi ya ga masalah lah, masih ada waktu untuk istirahat.
Hari Rabu tanggal 11 Februari, setelah berperang dengan semua soal OSK Astronomi yang susahnya minta uang ampun. Kamisnya, aku langsung mempersiapkan segala kebutuhan yang sekiranya dibutuhkan selama di Malang & Tulungagung.
Jumat shubuh, aku dan ke-8 temanku berangkat untuk LLR. Kita ga langsung ke Tulungagung, tapi transit dulu di Malang. Sabtu paginya, kita langsung caw ke Blitar dan dari Blitar lanjut ke Tulungagung via Bus. Sampe di Terminal Tulungagung, kita harus naik (semacam) angkot (gitu) biar bisa nyampe ke TKP (Kec. Campurdarat).
Sesampainya di Campurdarat, peserta lain udah banyak yang ngumpul. Edyaaan. Macam pasar tumpah bro, gimana engga, wong total pesertanya ada 3000 orang dan berasal dari seluruh pelosok Indonesia. Fffuh.
Tanpa berfikir panjang, kita langsung menuju Pos Panitia LLR & registrasi ulang. Kita dikasih kaos yang udah ada nomor pesertanya, dan beberapa kertas siap sobek untuk dimasukkan ke box-box di setiap pos (Start - Pos 1 - Pos 2 - Pos 3 - Pos 4 - Finish).
Jam tangan menunjukkan waktu pukul 4 sore. Masih ada waktu free 7,5 jam, mengingat lomba dimulai jam 00.00. Waktu yang ada kita buat untuk isi perut, buang isi perut, leyeh-leyeh, ketawa-ketiwi dan berdoa tentunya.
Tepat jam 23.30 kita ngumpul di lapangan, tapi bukan buat bermain layang-layang ya bro, lombanya udah mau mulai makanya disuruh kumpul semua, bakal ada upacara pembukaan. Setelah panjang x lebar x tinggi panitia jelasin route yang spesial (tahun ini ada 2 lintasan yang berlawanan, kalo lintasannya dilihat dari atas, bakal berbentuk seperti hati, dan nanti ada 1 titik dimana kedua lintasan tersebut akan bertemu). Cie gitu. Hahahaha.
Kloter 1 diberangkatin jam 12 lebih sekian, dan kita kloter 11. Sambil nunggu dipanggil panita, kita leyeh-leyeh dulu, bobo lucu di rumput dengan ribuan peserta lainnya, mungkin kalo diliat dari langit udah macam pepes ikan bro, tapi untungnya pada saat itu ngga ada yang memantau dari langit jadi ya kita tetap jadi manusia seutuhnya.
Sekitar jam 01.27, berangkatlah kita, mulai jalan kaki. Awalnya sih medannya "it's okay wae", eh lama-lama jadi "aku rapopo" alias edan betuuulll. Manjat tebing, lari naik tanjakan yang naudzubillah, rafling ke turunan curam, lewat jalan setapak kanan kiri jurang, sae lah pokoknya.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba ada kemacetan yang sungguh tidak oke. Usut punya usut, ini adalah 1 titik dimana 2 lintasan bertemu, yang berarti 3000an peserta lebih berkumpul menjadi 1, di suatu medan yang menanjak. Dan ironisnya, kalo mau lanjut ke medan selanjutnya itu yang lewat kudu tiga-tiga. iya, dari 3000 orang suruh lewat tiga-tiga. Kan keburu imsak alias gimana ga kzl bro. Huft.
Karena terjadi ketubiran, dan panitia kewalahan, akhirnya semua peserta berbondong-bondong jalan nanjak, lalu rafling ke turunan curam. Tiba-tiba kaki ini lengket ke tanah, aku fikir mereka saling merindu, dan ternyata betul, lengket bingit, susyeh dilepas, eh pas ku paksain dilepas ternyata sol sepatu ikutan lepas & banyak tanah yang nempel di sepatu. Oh men. Jadi hubungan tuh memang gitu ya, kalo dah erat mana bisa lepas yakan~
*skip*
4x rafling melewati turunan curam, kaki udah macam kita pas ketemu gebetan, tak berdaya. Gayung bersambut, adzan shubuh berkumandang dan kita disuruh istirahat sebentar di (semacam) lembah gitu. Lumayan lah, leyeh-leyeh, bisa untuk charge badan karena perjalanan masih 1/4 lagi.
Setelah istirahatnya dirasa cukup, jam 6 mulai jalan lagi. Karena udah pagi jadi ya ada beberapa peserta yang mampir di rumah warga sekitar, cuma sekedar cuci tangan / kaki. Ada pula yang numpang duduk di teras rumah warga buat sekedar istirahat & makan.
Karena kita ga memutuskan untuk istirhat, akhirnya ya maju terus pantang mundur, sebab garis finish telah menunggu. Benar saja, sekitar jam 7.07, kita sampe di garis finish. Alhamdulillah wasyukurillah. Tak terasa selama 6 jam 20 menit aku dan teman-teman lainnya jalan kaki, kurang lebih menempuh jarak 25 km. Wuwuwuwu~ What a daaay!
Tanpa menunggu lama kita langsung lari ke sekretariat, nyerahin sobekan kertas finish ke meja panita, dikasih piagam, dan langsung ke tempat mbak Lindri (si Penyelenggara LLR) buat minta tanda tangan.
Kelar tanda tangan, cepat-cepatlah kita menuju ke rumah warga terdekat buat sekedar bersihin noda-noda di sekujur tubuh biar pas balik ke Malang ngga kotor-kotor banget gitu.
***
Jam setengah 8 kita mulai cari angkot untuk ke terminal untuk caw ke Malang. Jam 8.15 bus berangkat dari Tulungagung ke Malang. Kali ini kita pake bus yang langsung bablas alias ga pake transit ke Blitar dulu.
Perjalanan pulang kali ini nampak ga serame dan sericuh biasanya, para punggawa-punggawa tawa nampaknya kelelahan. Jadi isi perjalanannya pada tidur semua bray. Sempat kebangun karena ada insiden, si Ohang, pas tidur, jatuh dari kursi bus... Seketika semuanya bangun dan reflek ngakak, yang nolongin malah kernet busnya XD
Karena keenakan bahas dan ngetawain Ohang, ga kerasa jam 12an kita udah nyampe Malang. Perjalanan masih belum selesai, karena kita kudu nyari angkot lagi buat pulang ke kontrakan. Fiuh. Setelah nemu, 15 menit kemudian nyampelah kita ke kontrakan. Karena kamar mandi cuma 1, jadi gantian. 4 orang gantian mandi, yang lainnya beli makan.
Setelah makan, aku memutuskan untuk pulang ke rumah sodara dan bersih-bersih disana. Kelar bersih-bersih sekitaran jam 2an, lanjut istirahat demi kondisi tubuh yang lebih baik dari sebelumnya.
Sekitar jam 3 sore kita pulang dari Malang ke Kota Gandrung tercinta. Walaupun keadaan badan masih capek (kalau badannya bisa ngomong, mungkin bakalan ngeluh), tapi teteup aja manusia-manusianya ga punya capek. Perjalanan penuh tawa kembali terjadi, menemani perjalanan kami hingga pukul 21.30 sampai di Banyuwangi.
***
Well, it was a wrap! Terimakasih buat kalian-kalian yang sudah mewarnai beberapa hari terakhir. Above all, tetaplah berpetualang. Alam adalah guru yang terbaik, karena ia tak pernah mengajarkan keburukan!