Laman

Kamis, 20 September 2012

Ideal-is-me

Idealisme gak perlu diperdebatkan karena itu pilihan hati masing-masing, tapi baik untuk didiskusikan agar kita jadi saling memahami. Tujuan mendiskusikan idealisme adalah untuk menyempurnakan pemahaman kita sendiri. Bukan untuk mempengaruhi orang lain. Itu percuma.

Menutup diri dari diskusi tentang idealisme kita, alasannya hanya ada 2. Yang pertama, kita takut menyadari bahwa idealisme kita masih kurang baik, yang berarti memaksa kita untuk keluar dari zona nyaman yang kita punya. Dan yang kedua, kita merasa pehaman kita tentang idealisme sudah sempurna. Atau dengan kata lain, kita menyangkal keterbatasan kita sebagai manusia. Yap. Kedua alasan itu yang sama-sama menghambat kita menuju state yang lebih baik.

Kalau kita memang yakin dengan idealisme kita, jangan enggan untuk terus mengkajinya. Jangan marah kalau ada yang mempertanyakannya. Dan jangan tindas atau musuhi, apalagi perangi seseorang hanya karena idealismenya berbeda, sesesat apapun itu menurut kita.

Boleh bertindak kalau dia melakukan perbuatan jahat, tapi jangan hanya karena beda idealisme lalu kamu memusuhinya. Melihat orang tersesat bukan seharusnya dimusuhi. Tapi ditunjukkan jalan yang benar.

Dan jangan marah kalau ada orang yang beda idealisme dengan kita berusaha mengajak orang lain mengikuti idealismenya. Karena setiap orang merasa idealismenya benar, dan orang yang baik akan berusaha mengajak orang lain ke (yang dia rasa) kebenaran.

Kalau kita merasa orang baik, kita juga harus berusaha mengajak orang ke kebenaran, mengajak dengan kesabaran bukan dengan kekerasan. Masalah orang ikut yang mana, itu hak masing-masing. Tapi bagi orang yang baik, mengajak orang lain ke kebenaran itu adalah kewajiban.

Sekali lagi, jangan perangi kalau ada orang yang mengajak orang lain ke idealismenya, walaupun beda dengan kita. Karena itu artinya dia orang baik.

Selasa, 18 September 2012

Support?

Di post kali ini, aku mau bahas tentang batas kewajaran seorang fans terhadap idolanya. Ini menurut pandanganku aja yes, jadi ya maaf-maaf aja kalo nggak berkenan sama teman-teman sekalian. Ehehe. baiklah. Yuk!
 

Aku dulu sering nyari tau batas ngefans yang wajar itu seperti apa. Tapi akhirnya aku punya kesimpulan kalau batas kewajaran seseorang itu beda-beda karena setiap orang punya kemampuan, rencana, beban hidup, dan prioritas yang berbeda.

Jadi yang penting dalam ngefans (dalam hal lain juga bisa sih) adalah sesuaikan dengan dorongan hati, kemampuan, dan judgement sendiri aja. Ga perlu mbandingin cara support kita ke idola dengan orang lain. Ga usah mbandingin kesempatan kita dengan kesempatan orang lain.

Setiap orang punya kekuatan, keterbatasan, tantangan, dan pilihan masing-masing. Dan setiap pilihan juga punya konsekuensi yang berbeda. Ada sahabatku yang eksis sampe dikenal banyak idol. Aku seneng lihat dia gitu.


Ada juga temanku yang rajin nyamperin idolanya perfom nan jauh disana. Aku salut sama usaha dan loyalitas dia sebagai fans. Tapi kalo seandainya itu terjadi sama aku, aku juga ga mau maksain kaya dia. Menurutku, yang penting sih jalaninnya ikhlas dan bisa enjoy. Orang lain dapat apa ya beda-beda rejeki, kesempatan, pilihan, dan konsekuensi.

Kalo ngukur dan mbandingin usaha kita dengan orang lain, nanti jadinya malah ga ikhlas dan ga enjoy. Terus ngapain kita jalanin hobi ngefans kalo kita sendiri ga enjoy? Ya kan? Ehehe. Maka dari itu, cuma kita sendiri yang bisa nentuin seberapa wajar usaha yang mau kita keluarin buat idola kita, karena kita sendiri yang akan menikmati hasilnya dan menanggung konsekuensinya.

Minggu, 16 September 2012

Random

Segala sesuatu memang harus dikerjakan atau dijalani menggunakan sistem atau tata cara. Dan setiap pekerjaan beda-beda tata cara atau sistemnya. Maunya sih gak pake sistem. Tapi kalo pake sistem, lebih gampang, bisa ketauan polanya. Yang mana yang intens, mana yang biasa aja, dan mana yang niat.

Meskipun sekarang hasilnya sudah jauh lebih baik, tapi kalo sistem kerjanya gak diperbaiki, nanti malah yang kerjanya bagus juga akan patah arang. Punya tim kerjasama yang mumpuni itu penting. Tapi, supaya mereka lebih bisa efektif, struktur dan sistem kerja juga harus dibangun dan diperbaiki. Tanpa struktur kerja yang baik, tim akan susah fokus dengan tenaga dan pikiran karena terbebani hal-hal yang gak relevan. Gak nyusun struktur kerja yang baik karena alasan gak ada waktu kerena kerjaan terlalu banyak itu ABSURD! Justru kalo kerjaan banyak, pembuatan struktur dan sistem jadi lebih penting supaya pemanfaatan waktu dan tenaga lebih optimal dan gak terbuang sia-sia.

Ada 3 fase dasar manajemen pekerjaan. Yang pertama, defining. Yang kedua, organizing. Dan yang ketiga atau yang terakhir, controlling. Apa itu defining? Defining bertugas mementukan dengan jelas apa tujuan yang ingin kita capai dan hal apa saja yang harus kita selesaikan untuk mencapai tujuan kita itu sendiri. Yang kedua, apa itu organizing? Tugasnya adalah menyiapkan desain, rencana, dan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Termasuk susunan tim, roles, dan skill yang dibutuhkan. Dan yang terakhir, apa itu controlling? Tugas controlling adalah memastikan apakah pelaksanaan pekerjaan berjalan baik sesuai rencana atau tidak, dan juga termasuk evaluasi apakah perlu perubahan tujuan (rencana) atau tidak.

Tanpa definition dan task organization yang jelas, kita gak bisa mengontrol progres dan kualitas kerja tim. Yang ada nanti yang kerjanya jelek gak terpacu untuk memperbaiki dan berusaha lebih baik, dan yang kerjanya bagus jadi gak bisa mengapreasikan dengan baik karena terbebani sama yang jelek.

Disamping ilmu manajemen, sebetulnya juga diperlukan kreativitas dan kepemimpinan, tapi ilmuku masih gak cukup untuk menjelaskan itu semua :D Manajemen tanpa kepemimpinan dan kreativitas, susah majunya. Kepemimpinan dan kreativitas tanpa manajemen, susah mengendalikannya. Kreativitas tanpa kepemimpinan dan manajemen? Pekerjaan jadi kaya tempat tongkrongan aja XD

Kalo udah tau kaya gini, repot kan jadinya. Solusinya sih luangkan waktu yang ada untuk nyusun target, rencana, dan organisasi. Kasian aja liat beberapa orang yang semangat kerja & punya skill, tapi gak ter-manage dengan baik. Ibarat bikin rumah. Tukang nyusun bata-nya jago, tapi yang masang bagian rangka miring-miring. Jadi ya jagonya sia-sia~